Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu | Viral Blog | Berita Viral
loading...

Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu

Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu - Hallo PemirsaViral Blog | Berita Viral, Pada Artikel yang kalian baca kali ini dengan judul Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu, kita sudah siapkan artikel ini dan itu dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya ya. mudah-mudahan isi postingan yang kita tulis ini dapat kalian mengerti ya,selamat membaca.

Judul : Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu
link : Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu

Baca juga


Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu

loading...
 
Wahai para suami, ataupun para calon suami, istrimua adalah pendampingmu. Coba renungkan tulisan dari seorang Ayah ini. Ayah yang rela melepas putri kesayangannya untuk dijadikan pendamping hidupmu, SELAMANYA...
Karena kelak, jika kau memiliki putri kecil, kelak kau akan mungkin merasakan hal yang sama.

Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu.

Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi,

Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.

Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya.

Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.

Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.

Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.

Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.

Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.

Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.

Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.


Begitu deh artikelnya Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu

sudah kamu baca sampai selesai. Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku KepadamuNah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.

Kamu sekarang membaca artikel Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2016/04/wahai-menantuku-kini-kupasrahkan.html
loading...

0 Response to "Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu"

Post a Comment

loading...

Viral Terupdate