Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka | Viral Blog | Berita Viral
loading...

Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka

Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka - Hallo PemirsaViral Blog | Berita Viral, Pada Artikel yang kalian baca kali ini dengan judul Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka , kita sudah siapkan artikel ini dan itu dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya ya. mudah-mudahan isi postingan yang kita tulis ini dapat kalian mengerti ya,selamat membaca.

Judul : Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka
link : Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka

Baca juga


Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka

loading...
Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka

Dua pengasuh PAUD jadi tersangka jadi babak baru kasus tewasnya balita tanpa kepala di Samarinda, penyebab kematian balita YAG (4) terungkap.

Hilangnya YAG dari sebuah PAUD di Samarinda, Kalimantan Timur dan ditemukan dalam kondisi mengenaskan Desember 2019 silam mulai menemui titik terang.

Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka

Polisi akhirnya menetapkan dua pengasuh YAG sebagai tersangka yang menyebabkan hilangnya nyawa balita tersebut.

Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26), guru pengasuh PAUD di Samarinda, Kalimantan Timur, mengaku pasrah setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Dua guru ini dianggap bertanggung jawab atas tewasnya YAG setelah hilang dari PAUD tempatnya dititipkan.

Sepekan setelah hilang, YAG ditemukan dalam keadaan tanpa kepala di anak sungai Jalan Antasari.

Setelah memastikan jenazah itu adalah YAG lewat tes DNA, polisi menjemput kedua perempuan ini pada Selasa (21/1/2020) malam.

Polisi menetapkan mereka sebagai tersangka setelah menerima hasil tes DNA dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes Polri).

Tri Supramayanti dan Marlina tampak lesu saat digiring perlahan masuk ke ruang penyidik Reskrim Polsek Samarinda Ulu tanpa kata-kata. Keringat kecil menetes dari wajah keduanya.

Mereka pasrah atas proses hukum yang mereka jalani.

Keduanya mengaku tak tahu ke mana YAG pergi saat hilang dari ruang kelas PAUD di Jalan Wahab Syahranie, Jumat (22/11/2019).

"Kami tidak nyangka berujung begini. Kami pasrah," kata Marlina di ruang penyidik.

Pengakuan Marlina, saat YAG hilang dirinya sedang ke toilet. Di ruang kelas ada tujuh anak yang dijaga rekannya.


"Waktu saya tinggal ke toilet itu tidak sampai 5 menit begitu pulang sudah YAG sudah tidak ada," kata Marlina.

Sementara, Tri Supramayanti yang menjaga ketujuh anak tersebut, mengatakan YAG luput dari pengawasannya.

Dia tak mengetahui jejak YAG, karena sibuk membujuk anak lain yang rewel.

"Tujuh anak itu YAG yang paling tua. Yang lain, ada yang bayi, ada juga yang usia 2 tahunan. YAG kemungkinan keluar lewat pintu," kata Yanti, sapaan Tri Supramayanti.

Sejak itu semua guru yang ada di PAUD itu tak tahu ke mana YAG pergi.

Hingga pada Minggu (8/12/2019) ditemukan jasad tanpa kepala di anak sungai Jalan Antasari yang adalah YAG sebagaimana hasil DNA polisi.

Yanti sudah menjadi pengasuh di PAUD itu selama dua tahun empat bulan. Sementara, Marlina sudah 10 tahun, sejak usianya 16 tahun.

Kejadian ini yang pertama bagi keduanya ini selama menjalani profesi pengasuh anak.

"Saat kejadian itu memang kami dua yang piket," kata Yanti.

Yanti menyesali perbuatannya karena lalai menjaga YAG. Begitu juga Marlina.


"Kami lalai karenakan waktu itu kami piket," jelasnya.

Kini keduanya siap mengikuti proses hukum dan akan didampingi pengacara, juga dukungan dari guru-guru lain di PAUD.

Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu, Ipda Muhammad Ridwan mengatakan keduanya dikenakan pasal 359 KHUP tentang kelalaian yang mengakibatkan nyawa orang meninggal. Ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara.

"Sejauh yang kami simpulkan YAG meninggal karena tercebur ke parit. Tidak ada tindak pidana. Jadi kami menyimpulkan ada kelalaian dari pihak PAUD," ungkap Ridwan.

Kedua tersangka, kata Ridwan akan diperiksa lebih lanjut selama 24 jam untuk memutuskan apakah dilakukan penahanan atau tidak. (Kompas.com/ Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengasuh PAUD Pasrah Jadi Tersangka Kasus Jenazah Balita Tanpa Kepala", https://regional.kompas.com/read/2020/01/22/06085461/pengasuh-paud-pasrah-jadi-tersangka-kasus-jenazah-balita-tanpa-kepala?page=all#page2.

YAG bocah TK berusia 4 tahun yang hilang dan ditemukan meninggal dunia di parit, namun pihak kepolisian temukan kejanggalan ini.

Apalagi penemuan jasad Yusuf ditemukan dalam kondisi yang tak wajar dan tak utuh.

Ditemukannya YAG (4) yang hilang sejak Jumat (22/11/2019) dalam kondisi mengenaskan setelah dititipkan di sebuah PAUD mendatangkan duka.


Hasil penyelidikan Polsek Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur menyimpulkan sementara YAG (4) murid PAUD Jannatul Afhtaal yang hilang diduga jatuh ke parit lalu terseret banjir melalui sistem drainase, Jumat 22 November 2019 lalu.

Dua pekan setelah kehilangan warga menemukan jasad tanpa dengan kepala di parit besar Jalan Antasari II diduga jasad Yusuf.

Polisi sedang menguji DNA.

Titik Yusuf hilang dengan lokasi penemuan jasad berjarak sekitar 4 kilometer.

Kedua lokasi ini terhubung melalui sistem drainase Karang Asam Kecil.

Namun, jika ditelusuri lebih jauh saluran parit yang menguhubungkan dua lokasi ini memiliki banyak hambatan seperti jaring besi penyaring sampah, bekas coran jembatan yang menyisahkan potongan besi hingga sedimentasi menutup ruang drainase.

Jaring besi penyaring sampah di depan Kantor Dinas Kesehatan Kaltim diduga sulit ditembus jasad jika terseret banjir, Minggu (15/12/2019).
Jaring besi penyaring sampah di depan Kantor Dinas Kesehatan Kaltim diduga sulit ditembus jasad jika terseret banjir, Minggu (15/12/2019). (Kompas.com)
Disusuri tim Gemmpar Samarinda
Kompas.com menelusuri saluran sistem drainase dilokasi Yusuf hilang menuju lokasi penemuan, Minggu (15/12/2019).

Jaringan sistem saluran sangat jauh dan tak memungkinkan jika jasad sebesar balita lolos melewati semua hambatan itu.

Temuan itu sama dengan penelusuran tim relawan Gerakan Merawat dan Menjaga Parit (Gemmpar) Samarinda.

Gemmpar bahkan menurunkan timnya investigasi saluran sistem drainase yang diduga Yusuf terseret arus banjir tersebut.

Teralis besi penyaring sampah
Hasilnya, jika benar Yusuf terseret banjir dalam parit maka kemungkinan tersangkut di teralis besi penyaring sampah yang terpasang depan Kantor Dinas Kesehatan Kaltim.

“Di situ ada teralis penyaring sampah.

Tim mencoba masuk dan mengukur kedalaman celah untuk memastikan apakah benda besar dapat melewati celah pada bawah teralis tersebut, dan ditemukan sangat sempit serta mustahil bisa dilewati,” ungkap Ketua Gemmpar Hairul Marzuki saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2019).

Namun, jika diasumsikan jasad tersebut lolos lolos dari teralis itu maka akan tertahan di Polder Air Hitam sebagaimana pembuangan akhir.

Di situ, kata Marzuki nyaris tak celah jasad lolos. Karena pintu polder tak pernah dibuka.

Penelusuran di salura drainase PAUD
Ditemukan pula banyak tanaman Eceng Gondok dan dipastikan tertahan tak bisa kemana-mana.

Kemudian, penelusuran dilakukan lagi pada sistem jaringan saluran drainase dari lokasi PAUD menuju Antasari.

Sepanjang itu harus melewati Jalan Juanda.

“Tepat dibawah fly over Jalan Juanda terdapat saluran buntu. Sedimentasi nyaris penuh menutup ruang drainasenya.

Jangan sangat sulit benda besar melewati jalur ini,” kata dia.

Karena ini dugaan Yusuf terseret banjir dinilai janggal.

Sebagai bahan penyelidikan
Meski demikian, Hairul mengatakan timnya tak memiliki kewenangan apapun memutuskan atau pun menyimpulkan apapun terkait kasus tersebut.

Pihaknya hanya membantu fakta lapangan kepada polisi untuk bahan penyelidikan.

“Temuan kami di lapangan ini jadi bahan pertimbangan saja,” kata dia.

Temuan banyak jaring besi ini pula membuat kedua orang tua Yusuf tak percaya jika anaknya disebut terpeleset ke parit lalu terseret banjir ke lokasi penemuan.

“Kami tidak yakin, anak kami ini jatuh ke parit. Kami duga ada tindakan kejahatan.

Semoga polisi bisa mengungkap,” kata Bambang saat ditemui di kediamannya di Gunung Lingai, Sabtu (14/12/2019).

Tidak ada tanda kekerasan

Diberitakan sebelumnya, Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman mengatakan berdasarkan petunjuk dugaan sementara anak tersebut terseret banjir karena tak ditemukan indikasi kekerasan.

Soal tubuhnya yang tidak utuh, kata Arif karena hanyut dalam air belasan hari sehingga berpotensi membusuk dan dimakan hewan reptil.

“Ada temuan dokter forensik kulit hewan reptil di paha kanan jasad itu.

Sementara semua tulang-tulangnya masih utuh. Hanya terlepas karena jaringan lunaknya membusuk,” jelasnya.

Analisa Basarnas

Pihak Unit Siaga SAR (Basarnas) Samarinda menyebut bahwa tubuh jasad balita tanpa kepala tersebut terjadi karena beberapa faktor.

Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana menyebut bahwa jasad yang terendam di air tak mungkin terlepas bagian tubuhnya.

Walaupun jasad tersebut sudah terendam di air selama berhari-hari.

"Walaupun sudah berhari-hari di air, tetap saja bagian tubuh tidak akan terlepas. Biasanya memang akan terjadi kerusakan di kulit maupun bagian yang mudah rusak, tapi kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi," terang Dede, seperti dikutip dari Tribun Kaltim, Minggu (8/122/2019).

Menurutnya, bagian tubuh bisa terlepas karena beberapa faktor, seperti diserang hewan buas, tindakan kriminal, atau karena bagian tubuh tersebut tersangkut ketika arus air sangat deras.

"Kalau tidak karena faktor-faktor tersebut, bagian tubuh harusnya tetap utuh dan terhubung dengan kerangka," tegasnya.

Untuk mengetahui penyebab kematian YAG, hingga kini pihak Polresta Samarinda masih melakukan penyelidikan.

Penyelidikan tersebut juga untuk memastikan kematian YAG terkait dengan tindak kejahatan atau bukan.





Begitu deh artikelnya Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka

sudah kamu baca sampai selesai. Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka Nah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.

Kamu sekarang membaca artikel Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2020/01/penyebab-tewas-balita-samarinda-jasad.html
loading...

0 Response to "Penyebab Tewas Balita Samarinda Jasad Ditemukan Tak Utuh Terkuak, 2 Pengasuh Jadi Tersangka "

Post a Comment

loading...

Viral Terupdate