Judul : Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang Goreng
link : Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang Goreng
Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang Goreng
loading...
Sebuah kisah pilu datang dari nenek penjual kacang goreng di kawasan parkiran salah satu plasa tertua di Palembang, Sumatera Selatan.Tinem, adalah seorang nenek tua yang hidup sebatang kara. Ia tinggal di kawasan Jalan Merdeka, Palembang, tepatnya di belakang kantor Wali Kota Palembang, sebagaimana dilansir Liputan6.com.
Sebenarnya, nenek Tinem memiliki dua anak laki-laki. Namun kedua anaknya itu pergi entah kemana dan meninggalkan nenek Tinem seorang diri. Padahal, kondisi nenek Tinem saat ini membutuhkan perhatian dari sang anak.“Kedua anak nenek sudah tak tahu lagi ada di mana. Mereka tidak mengurus nenek, jadi nenek cari makan sendiri. Kalau dulu saat nenek jualan, anak nenek sering meminta uang terus, kerja tidak mau. Kalau tidak dikasih, anak nenek langsung marah-marah. Padahal jualan ini cuma ambil upahan saja,” kata nenek Tinem kepada Liputan6.com.
Tapi beruntung, nenek Tinem memiliki para tetangga yang begitu perhatian dengannya. Mereka sering kali memberikan makanan pada nenek Tinem. Bahkan, ketika kondisi nenek Tinem sedang tidak sehat, mereka tak segan mengantarnya ke pusat layanan kesehatan.“Nenek tidak pernah masak. Ibu RT dan para tetangga yang sering membawakan makanan ke rumah. Kalau ada apa-apa, mereka juga yang membantu nenek,” ujar nenek Tinem.
Berjualan kacang goreng
Meski mendapat sejumlah bantuan dari para tetangga, nenek Tinem tak mau berlarut dalam kesusahan. Ia tetap bekerja untuk membiayai hidupnya, yaitu dengan cara berjualan kacang goreng.
Dengan suara sedikit parau, nenek Tinem pun menceritakan tentang kesehariannya berjualan kacang goreng dan rutinitasnya setelah pulang berdagang.
“Nenek berangkat dari rumah pada pukul 10.00 WIB dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB. Dari rumah, nenek naik becak dan nanti pulangnya juga dijemput becak langganan juga,” tutur nenek Tinem.
Tapi, kacang yang ia jualkan itu bukanlah miliknya melainkan milik tetangganya. Jadi hasil yang ia dapat tidak begitu besar. Nenek Tinem hanya mendapatkan untung sebesar Rp 200 per bungkus. Jika semua jualannya laku, nenek Tinem hanya mengantongi uang sebesar Rp 40.000.
Jumlah itu belum termasuk biaya becak yang ia tumpangi sehari-hari.
“Kalau laku banyak, biasa bawa pulang uang sekitar Rp 30.000. Tapi alhamdulillah, setiap hari laku jualan nenek,” ucap dia bersyukur.Ini jelas saja tidak sebanding dengan keringat yang ia keluarkan selama berjualan. Belum lagi menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Rasa capek, letih, dan bosan sudah pasti dirasakan nenek Tinem. Tapi inilah hebatnya nenek Tinem, ia tidak pernah mengeluh. Padahal seharusnya dengan usianya yang sudah renta, ia harus menikmati masa tuanya dengan bersantai dan berkumpul bersama anak dan cucu.Tapi takdir berkata lain, itu semua hanya tinggal angan-angan. Keharmonisan keluarganya dahulu sudah tak pernah ia rasakan lagi semenjak suaminya meninggal dunia.
Bagaimana menurutmu?
@Liputan6.com
Begitu deh artikelnya Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang Goreng
sudah kamu baca sampai selesai. Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang GorengNah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.
Kamu sekarang membaca artikel Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang Goreng dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2016/11/duh-kasihan-nenek-ini-diterlantarkan.html
loading...
0 Response to "Duh Kasihan Nenek Ini, Diterlantarkan Anaknya dan Berjuang Hidup dengan Jualan Kacang Goreng"
Post a Comment