Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang? | Viral Blog | Berita Viral
loading...

Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang?

Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang? - Hallo PemirsaViral Blog | Berita Viral, Pada Artikel yang kalian baca kali ini dengan judul Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang? , kita sudah siapkan artikel ini dan itu dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya ya. mudah-mudahan isi postingan Artikel heboh, Artikel News, Artikel politik, yang kita tulis ini dapat kalian mengerti ya,selamat membaca.

Judul : Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang?
link : Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang?

Baca juga


Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang?

loading...


Mata Najwa resmi berhenti tayang dan Najwa Shihab mundur dari Metro TV. Acara tersebut akan berhenti tayang per Agustus 2017 dan sejak itu pula Najwa Shihab juga sudah tak lagi di Metro TV.

Apa penyebabnya?

Di akun Instagram terverifikasi milik Najwa Shihab, Selasa (8/8/2017) dia hanya berikan keterangan kalau tayangan 'Eksklusif Bersama Novel Baswedan' menjadi episode live terakhir Mata Najwa.

Ia tak berikan alasan secara rinci kenapa berhenti tayang dan akhirnya ia mundur setelah 17 tahun di Metro TV, sementara Mata Najwa sudah 511 episode berjalan.

Tak ada angin tak ada hujan, tak ada rencana atau pengumuman jauh-jauh waktu sebelumnya kenapa mendadak Mata Najwa 'ditiadakan' di Metro TV? Apakah terkait isi wawancara eksklusif dengan Novel Baswedan?

Simak ulasan berikut ini

Pada acara Mata Najwa Metro TV Rabu (26/8/2017) lalu ditayangkan wawancara eksklusif Najwa Shihab pada penyidik KPK yang jadi korban teror penyiraman air keras hingga kedua matanya terancam buta.

Seperti dilansir TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa melalui kanal YouTube resmi milik Metro TV News, di tayangan tersebut Najwa menemui langsung Novel di Singapura.

Di sebuah ruangan khusus, Novel diwawancarai oleh Najwa Shihab dan muncullah beberapa hal yang mengejutkan.

Ada beberapa tudingan serius Novel Baswedan yang menyasar pada Kepolisian Republik Indonesia terkait pengungkapan kasus yang menurut Novel berlarut-larut.

Pada wawancara tersebut Novel menceritakan secara rinci bagaimana peristiwa memilukan yang ia alami hingga dugaan-dugaan yang ia munculkan berdasarkan beberapa hal yang ia temukan.

Berikut poin-poin rangkuman wawancara Najwa Shihab pada Novel Baswedan yang telah dirangkum : 

1. Kondisi mata Novel Baswedan


Di kesempatan pertama, Najwa Shihab melontarkan pertanyaan tentang kondisi terkini mata Novel Baswedan pasca penyerangan oleh dua orang misterius pada Selasa (11/4/2017) usai salat subuh.

Menurut Novel pada tayangan tersebut kondisi matanya saat ini masih dalam proses pengobatan panjang dan kemungkina ada operasi besar yang dilalui bila mata kiri kondisinya tak bisa pulih lebih baik.

"Mata kanan saya bisa melihat tapi berkabut, kiri rasanya kalau melihat seperti melihat bayangan tak bisa fokus. Sambil menunggu operasi saya rawat jalan semoga bisa menyembuhkan mata kanan," ujarnya.

Novel berharap matanya bisa segera pulih.

Ia disarankan dokter agar melakukan aktivitas di luar, aktivitas di luar membuat pertumbuhan kulit kornea mata lebih cepat.

Penyerangan air keras tersebut menurut keterangan Novel mata kanan saat ini kondisinya 97 persen sementara yang paling parah mata kiri 60 persen.

Mata kiri air keras sampai ke dalam beberapa bagian organ mata mati.
Kondisi yang harus dijaga jangan sampai inflamasi, infeksi serta beberap ahal lainnya.

Pengobatannya fokus pada mempercepat pertumbuhan kulit kornea.

"Apabila mata kiri mati tak bisa di recovery, kornea di atasnya tak bisa tumbuh, maka akan dilakukan operasi dan membuat darah dan oksigen bisa ke kornea. Kalau mata kiri lumayan (membaik) akan operasi kecil," jelasnya.

Saat ini yang dilakukan adalah menunggu dan terus melakukan pengobatan yakni dengan menetes mata dan minum obat. Seminggu dua kali diperiksa dokter dan terus bergerak.

Saat ini ia efektif bergerak saat jalan dari tempat yang ia inap ke masjid agak jauh jadi keuntungannya jalan dan salat.

2. Saat penyerangan berlangsung


Pada saat kejadian, pagi itu ia sedang berjalan pulang dari masjid ke rumah setelah salat subuh.

Ketika Novel berjalan sama seperti beberapa waktu sebelumnya, ia merasa seperti dibuntuti dengan motor di belakangnya.

Sebelumnya ia selalu waspada tapi saat itu ia mengaku berpikir positif dan mendiamkan ketika ada motor yang membuntuti di belakangnya.

"Kemudian dia menyiramkan ke mata saya. Satu dua detik rasa terbakar," ujarnya.
Ia awalnya hanya merasa seperti air biasa kemudian beberapa detik terasa terbakar.

Novel mengaku memiliki pengalaman atau pengetahuan dasar terkait air keras. Agar efeknya tak terlalu berat harus segera disiram air biasa banyak-banyak.

"Saya baru merasakan reaksi keras sekali seperti terbakar saya berlari menuju air, saya tak bisa melihat membentur pohon. Harus cepat lagi sampai, saya berteriak tetangga reaksi cepat dan bantu," imbuhnya.

Novel lau menyiramkan air sebanyak-banyaknya, dan hal inilah yang bisa membuat matanya kini bisa melihat lagi.

Padahal saat itu ia sudah mengaku iklas karena panas yang teramat sangat ia rasakan, sakit di mata seperti mata ditarik dari tempatnya, sakit sekali, di kulit juga sangat sakit.

Namun ia bersyukur, saat ini Novel mengaku melihat sesuatu dengan rasa syukur yang besar, selalu tersenyum bahkan hal ini mengejutkan rekannya yang memotret setelah ia diobati.

Saat itu Novel masih tersenyum.

Rekannya bertanya bagaimana kondisi Novel, Novel bilang nggak apa-apa padahal ia menahan rasa sakit yang luar biasa.

"Saya ingin orang-orang sekitar saya melihat dengan semangat," katanya.

Menurut Novel peristiwa penyiraman air keras itu tidak dilakukan secara spontan.
Karena dua tiga hari sebelumnya menurut Novel sudah ada upaya pengintaian.

"Ini bukan tindakan spontan ini direncanakan," katanya.

Tetangga sekitar mengaku melihat dua orang yeng mengintai beberapa hari sebelumnya tiap subuh di sekitar masjid dan dua orang itu tidak salat subuh.

Novel tak bisa mengenali kedua orang penyerangnya. Dua orang tersebut gunakan helm dan menyiram dari belakang. Mata Novel sakit sekali dan fokus untuk mencari air.

3. Novel menuding ada dua kelompok polisi satu melindungi satu mencari-cari kesalahannya


Dalam kesempatan wawancara tersebut masih dikutip TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa, Novel mengatakan ada dua kelompok polisi.

Kelompok pertama adalah polisi yang ingin melindunginya, kelompok kedua adalah polisi yang ingin mencari-cari kesalahannya.

"Saya diberitahu oleh seorang petinggi Polri bahwa saya akan diserang
sebulan sebelumnya," jelas Novel.

Menurut petinggi polisi tersebut Novel perlu pengawalan, tapi Novel mengaku menolak karena ia merasa itu untuk kepentingan pribadi dirinya dan tentu saja harus seizin dari pimpinan di KPK.

"Ada beberapa di polri melakukan pemantauan untuk saya. Ada dua kelompok ada yang berupaya mengamankan ada juga yang mencari-cari kesalahan, bahasanya begitu."

"Saya berpikir jangan-jangan lebih dari itu. Saya menyampaikan ini ada keterlibatan oknum polri lewat 3 bulan rasanya Polri tak berani mengungkap masalah ini," ujar Novel.

4. Teror dari oknum kepolisian orangnya itu-itu saja


"Ada beberapa teror dilakukan orang-orangnya itu-itu aja. Itu yang merusak Polri. Kalau mau diperbaiki banyak kok buktinya di KPK," imbuh Novel.

"Saya mau tunjukkan ini, Saya mendapat surat. Saya tak perlihatkan karena ada nama-nama penyidik," kata Novel lalu berikan selembar kertas pada Mata Najwa.

Kertas tersebut berisi lengkap nama-nama penyidik KPK termasuk Novel Baswedan, identitas lengkap,nomor telepon, rute pulang , kebiasaan dan lain-lain.

Novel menduga kertas tersebut diberikan seseorang pada eksekutor untuk dilakukan teror (Novel menyebutnya: menyapa).

"Saya beberapa kali ditabrak, penabrakan itu cek CCTV dilakukan dengan sengaja. Saya melihat contoh kertas ini hal-hal seperti ini terjadi.  Ini kertas yang diberikan kepolisian untuk diberikan pada tim eksekutor," kata Novel.

Novel mengaku akan memberikan fakta-fakta kalau dibentuk tim independen pencari fakta. Mengingat bila dilakukan penyidikan dari internal Polri ia menilai akan emosional dan tidak obyektif.

"Saya ada beberapa bukti lain bukti-bukti itu tak direc penyerangan pada saya tapi bukti-bukti lain," tambahnya.

5. Novel tuding banyak bukti dihilangkan


"3 Bulan setengah kejadian penyerangan, dilakukan di tengah-tengah orang banyak, barang bukti banyak, walau banyak barang bukti sudah dihilangkan. Saya merasa 3 bulan setengah waktu yang sangat lama teroris yang lebih rumit diselesaikan sebulan dua bulan."

"3,5 bulan sangat lama kalau dibandingkan dengan kasus lain sangat jauh. Ini bukan soal kemampuan tapi masalahnya kemauan. Ditambah berani atau tidak," kata Novel.

Ia juga mengaku janggal lantaran sketsa wajah dilakukan setelah ditanya dari pihak keluarganya dan akahirnya dibuat setelah 2 bulan 2 minggu.

"Perkara begini tak perlu pemeriksaan terlalu meluas haruslah dipisahkan pelaku lapangan dan aktor intelektual. Saya selalu bilang pelaku-pelakunya ditangkap dulu," kata Novel.

Masih ada beberapa hal yang disampaikan Novel tapi di atas adalah poin-poin pentingnya.

Tanggapan Polri


Di acara Mata Najwa pihak polisi juga berikan klarifikasi menanggapi tudingan Novel. Karopenmas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan kalau pihaknya telah melakukan kerja yang profesional.

Penyidik Polda Metro Jaya dibantui dari Mabes Polri.

Soal usulan tim pencari fakta independen menurut Rikwanto tak perlu dibentuk lantaran akan membuat kekisruhan di berbagai hal dan hal ini menurutnya telah dikoordinasikan dengan pihak KPK.

Ia menegaskan kerja profesional kepolisian tak sekedar asal menuduh tapi juga berdasar Scientific, fakta demi fakta dikumpulkan, diverifikasi, ditingkatkan lagi dengan progress yang jelas.

"Menduga seseorang itu boleh-boleh saja namun harus didasari data-data fakta-fakta yang cukup kuat harus ditunjukkan pada tindakan hukum. Kalau fakta saksi tak mencukupi tuduhan-tuduhan itu bisa mencemarkan, orang bisa dituntut baik," kata Rikwanto.

Ia menegaskan pula tak ada batasan suatu kasus cepat atau lambat, tak ada tabel yang menunjukkan hal itu, target kepolisian untuk kasus Novel menurutnya secepatnya diungkap.

Melalui kesempatan itu ia juga mengaku menyayangkan tudingan yang disematkan pada petinggi Polri, dan telah dilempar ke publik ini masalahserius, menjurus ke oknum menurutnya harus ada dasarnya.

Terkait dua foto yang diserahkan Novel dan berasal dari kepolisian Rikwanto mengakui foto itu diambil Densus dari Facebook.

Dan sesuai perintah Kapolri agar serius menangani kasus ini maka semua tenaga dikerahkan.

Muncul dua orang yang diduga pelaku, tapi setelah diselidiki polisi dua orang berprofesi sebagai mata elang. Tugasnya memantau, mencari orang-orang yang melakukan tunggakan kredit cukup banyak.

Sudah melewati pemeriksaan dan memiliki alibi yang sangat kuat sehingga dilepas. Rikwanto juga mengaku kecewa soal kertas yang berisi daftar lengkap nama serta identitas penyidik.

Ia berharap disampaikan ke penyidik jangan di media, di media lain bilang ini, nanti di media lainnya akan sampaikan hal baru.

Ia meminta Novel sampaikan informasi tersebut pada penyidik kepolisian.

Klarifikasi pihak Metro TV


Pihak Metro TV juga telah berikan tanggapannya. Ia berikan klarifikasi kenapa Mata Najwa stop tayang.

Seperti dilansir dari Kompas.com, Stasiun televisi Metro TV akan mempersiapkan acara pengganti " Mata Najwa", yang akan berakhir tayang di episode terakhir di penghujung Agustus 2017.

President Director Metro TV Suryopratomo mengatakan, bagian pemergraman tengah mempersiapkan acara pengganti Mata Najwa.

"Ya pasti, namanya televisi itu kan bikin program-program. Namanya tv itu harus siap dengan berbagai macam program. Itu bagian programming sedang siapkan program penggantinya," kata Suryopratomo, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/8/2017).

Berakhirnya suatu program acara, kata Suryopratomo, bukan baru sekali dihadapi Metro TV. Ia mengatakan, dulu Metro TV punya program acara Mario Teguh "Golden Ways", yang kemudian digantikan acara "I'm Possible".

"Pergantian program di televisi itu kan biasa," ujar Suryopratomo. Ia juga membenarkan bahwa tak hanya acara "Mata Najwa", jurnalis Najwa Shihab yang memandu acara itu juga akan mengakhiri karier di Metro TV.

Najwa, menurut dia, sebenarnya sudah tidak lagi karyawan karena memilih menjadi pekerja lepas di Metro TV sejak 2015. Berhentinya Najwa, menurut dia, bukan karena diberhentikan.

Pihaknya berterima kasih kepada Najwa Shihab atas kontribusi yang telah diberikan selama 17 tahun berkarya di Metro TV.

"Kami akan merasa kehilangan Najwa Shihab sebagai jurnalis dan tuan rumah Mata Najwa, program talkshow yang diminati publik dan telah memberi warna yang signifikan bagi perjalanan Metro TV sebagai televisi berita," ujar Suryopratomo.

"Kami akan selalu mendukung Najwa untuk berkembang lebih jauh dalam mewujudkan sejumlah rencana yang menjadi bagian dari visi pribadi selama ini," tambah dia.


Sebelumnya diberitakan, Jurnalis Najwa Shihab akan mengakhiri kariernya  di Metro TV.





Begitu deh artikelnya Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang?

sudah kamu baca sampai selesai. Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang? Nah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.

Kamu sekarang membaca artikel Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang? dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2017/08/apakah-tudingan-novel-pada-institusi.html
loading...

0 Response to "Apakah Tudingan 'Ngeri' Novel pada Institusi Polri Ini Mejadi Penyebab Mata Najwa Stop Tayang? "

Post a Comment

loading...

Viral Terupdate