Judul : Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya!
link : Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya!
Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya!
loading...
Beritaterheboh.com - Pemberian Gelar kepada Fadli Zon dari Kesultanan Kutai negara menuai kontroversi lagi.Bahkan Sebelumnya hal yang sama juga terjadi. Penghargaan berupa gelar kehormatan Yang Mulia Sri Paduka Raja untuk Fadli Zon oleh Puri Agung Singaraja menuai kontroversi.
Penglingsir Puri Agung Singaraja, Anak Agung Ngurah Ugrasena, mengaku terkejut ketika melihat respon masyarakat Bali atas penghargaan kepada Wakil Ketua DPR RI itu dalam acara yang diselenggarakannya.
Ugrasena merasa, dirinya tidak pernah memberikan gelar Yang Mulia Sri Paduka Raja kepada Fadli Zon.
Kata Ugrasena, dalam rangkaian Hari Jadi ke-414 Puri Agung Singaraja pada Jumat (30/3) lalu, dirinya hanya memberikan penghargaan atau apresiasi atas kontribusi Fadli Zon yang dianggap telah memiliki kepedulian di bidang budaya.
Namun saat disinggung tentang potongan video, yang menyebut adanya pemberian gelar yang dia berikan yang beredar di sosial media, Ugrasena berkilah bahwa dirinya tidak mengetahui terkait urusan pemberian gelar tersebut.
"Ini yang saya sebut kecolongan, dan saya tidak ada skenario itu. Ini saya tidak paham, dan saya tidak tahu kenapa ada seperti itu. Ini pelajaran buat saya," kata Ugrasena saat dihubungi melalui WhatsApp pada Selasa (3/4) pagi.
Dilansir dari akun Instagram Info_etam dengan menuliskan caption,
Cukup mengejutkan !!! Raja Kutai Mulawarman memberikan gelar kepada Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Gerindra.. .
Menurut Postingan Facebook Urang Koetai Bekerobok terlepas dari perbedaan pendapat mengenai sah atau tidaknya Kerajaan Mulawarman dan sang raja yg bertahta wayahni, namun paling tidak Kerajaan Mulawarman telah menyampaikan dan mempopulerkan adat budaya Kutai.
.
Bagaimana Tanggapan Kalian , Menurut busu Urang Koetai Bekerobok seperti itu , bagaimana tanggapan Kalian Soal Labok memberi Gelar Kepada Fadli Zon ? .
📷 : Media Facebook / Urang Koetai Bekerobok
Unggahan ini disertai sejumlah foto dalam pemberian gelar kerajaan kepada Fadli Zon.
Gelar ini menuai kontroversi pasalnya, Labok yang memberi gelar kepada Fadli Zon dainggap bukanlah keturunan dari Raja Kutai Mulawarman..
Berikut kutipan artikel dari korankaltim.com
Labok Hanya Pengurus Adat Bukan Raja
Kesultanan Kartanegara Ing Martadipura dan tokoh masyarakat Muara Kaman sepakat memutuskan bahwa Iansyahrecha, pria asal Muara Kaman yang mengklaim dirinya sebagai Raja Mulawarman--bukanlah seorang keturunan bangsawan apalagi raja.
Keputusan itu diambil melalui rapat yang dihadiri Kesultanan Kartanegara Ing Martadipura dan tokoh masyarakat Muara Kaman pada 30 Agustus 2018 lalu, di Kedataon Kutai. Rapat itu untuk klarifikasi dan meluruskan silsilah kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Selaku pihak Kesultan, kami sangat menyayangkan atas pengakuan Labok. Kita takutnya negeri kita tercinta ini tercemar oleh orang-orang yang mengaku-ngaku seperti itu,” kata Juru Bicara Kesultanan Kutai Ing Martadipura, Aji Aryo Pangeran Puger kepada Koran Kaltim, Minggu (9/9).
Secara umum, ada lima kesepakatan dalam pertemuan yang dimoderatori oleh Awang Yacoub Luthman tersebut.
➖ 1.Kerajaan Mulawarman telah tiada dan yang ada saat ini hanyalah Balai Adat yang sekarang bernama Tabalai Muara Kaman.
➖ 2.SK Labok adalah SK Adat Muara Kaman, dengan Asril sebagai ketua dan Labok sebagai wakil ketua.
➖ 3.Kelembagaan Kesultanan Ing Martadipura adalah kelembagaan yang diakui oleh Pemprov Kaltim dan Pemkab kukar dengan Sultan (alm) HAM Salehoeddin II dan Putra Mahkota Pangeran Adipati Anoem.
➖ 4.Ayah Labok diketahui bersuku Bugis, sehingga jelas tak ada beradarah Kutai.
➖ 5.kami meminta Polres dan Kodim agar mengusut ketidak benaran dan masalah dugaan penyimpangan adat yang diduga disalahgunakan untuk kepentingan pribadi dan terindikasi mengarah ke tindak pidana,” kata Puger.
Puger mengisahkan, pada masa Bupati Kukar dijabat oleh almarhum Syaukani HR, Labok diberi gelar oleh sebagai Kepala Adat Besar Kecamatan Muara Kaman yang bertujuan melestarikan adat budaya setempat. Namun, ia justru menganggap dirinya sebagai Raja Mulawarman.
“Saya tidak mengerti sampai salah tafsir dan bagaimana sekarang sampai berkembang jadi seperti ini. Saya kira riskan, kurang pas terkait Labok sebagai raja, keturunannya dari siapa, apakah dia punya istana sendiri, lalu apakah sudah diketahui oleh Pemerintah RI terkait keberadaannya itu,” tuturnya.
Ia menginginkan hal tersebut segera diusut oleh pihak berwenang, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita harap pihak berwenang bisa meluruskan hal ini, takutnya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penipuan dan lain-lain yang mengataskan raja yang entah sudah diakui pemerintah atau belum itu,” pungkasnya.
Belum lama ini, Labok dikabarkan memberikan gelar ‘kerajaannya’ ke sejumlah orang. Gelar itu ditengarai saran dengan penipuan
Pada tanggal 11 September 2018 raja labok di hubungi wartawan untuk menanyakan mengenai pernyataan kesultanan Kertanegara ing Martadipura
Iansyahrecha alias Labok, menolak dikatakan sebagai raja palsu. Ia kukuh menganggap dirinya sebagai Raja Mulawarman, kerajaan yang telah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada ada ke-13 silam.
Bahkan disampaikan kerajaan Mulawarman telah di akui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
Meski ‘kerajaan’ yang dipimpinnya tak memiliki istana dan bahkan tak banyak diakui oleh masyarakat Muara Kaman sendiri, Labok meminta agar mereka yang menyebutnya raja palsu lebih dahulu belajar sejarah dan memahami silsilah
“Itu hak mereka, pastinya Allah tidak tidur,” ujar Labok saat dihubungi Koran Kaltim, Senin (10/9) kemarin.
Labok juga terkesan tak ambil pusing dengan ancaman akan dipolisikan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura karena telah mengaku-ngaku sebagai raja.
“Sudah dari zaman Kutai sepatu besi, sampai gigit jari selalu saja begitu,” ungkap Labok dengan nada satire.
Namun, Labok enggan berkomentar panjang lebar menganggapi pertanyaan yang diajukan Koran Kaltim. (Korankaltim.com)
Begitu deh artikelnya Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya!
sudah kamu baca sampai selesai. Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya!Nah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.
Kamu sekarang membaca artikel Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya! dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2018/11/pemberian-gelar-mulia-sri-paduka-raja.html
loading...
0 Response to "Pemberian Gelar "Yang Mulia Sri Paduka Raja" Fadli Zon di Kaltim Tuai Protes & Tidak Diakui, Ini Lantarannya!"
Post a Comment