Judul : Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini Katanya
link : Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini Katanya
Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini Katanya
loading...
Beritaterheboh.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ternyata belum mempunyai solusi nyata mengatasi kualitas udara Jakarta yang buruk dan kotor. Anies masih menimbang solusi jangka pendek dan jangka panjang.
Bahkan Anies pun membantah kabar bahwa Pemprov DKI bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan hujan buatan sebagai solusi mengatasi polusi udara di Jakarta.
Menurut Anies, BPPT terlalu dini mengumumkan Jakarta akan melakukan hujan buatan, padahal pembahasan itu belum disetujui oleh Pemprov DKI
Mantan Mendikbud itu menyebut Pemprov DKI belum akan melakukan penanganan jangka pendek seperti hujan buatan di Jakarta.
"Jadi kita ingin agar langkah-langkah untuk membereskan masalah kualitas udara Jakarta ini bukan langkah-langkah jangka pendek saja. Tapi juga jangka panjang. Nah ini jangka pendek sedang kita bicarakan. Dimatangkan dulu terus nanti diumumkan," jelas Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/6/2019).
Kualitas udara Jakarta pada Jumat (5/7/2019) pagi pukul 07.00 WIB tak jauh berbeda dengan subuh hari. Hanya turun satu strip di angka 169 AQI atau Indeks Kualitas Udara dengan status tidak sehat. Masyarakat disarankan menggunakan masker saat berangkat kerja atau beraktivitas di luar.
Tingkat kualitas udara Jakarta itu berdasarkan AirVisual, sebuah aplikasi pengukuran udara global secara real time. Internasional menggunakan AirVisual sebagai pengukuran kualitas udara sebuah kota.
Suara.com juga melihat kualitas udara Jakarta lewat aplikasi UdaraKita yang dibuat oleh lembaga swadaya masyarakat Greenpeace.
Tak jauh berbeda, kualitas udara Jakarta di kawasan Pegadungan, Jakarta Barat menurut aplikasi UdaraKita mencapai status tidak sehat dengan angka 184 AQI.
Menurut paparan AirVisual angka 169 AQI atau Indeks Kualitas Udara berarti setiap orang mungkin mulai mengalami beberapa efek kesehatan yang merugikan, dan kelompok sensitif mungkin mengalami efek yang lebih serius, masyarkat diwajibkan menggunakan masker saat beraktivitas. Bahkan tidak disarankan untuk bersepeda.
Sementara menurut UdaraKita angka 184 AQI berarti peringatan udara tidak sehat. Bagi kelompok orang yang sensitif dimungkinkan akan mengalami dampak kesehatan lebih serius.
Sebelumnya, organisasi Greenpeace Indonesia menyebutkan warga DKI Jakarta hanya memiliki 34 hari dalam setahun untuk bisa menikmati udara bersih minim polusi.
JAKARTA kota TerPolusi terburuk di DUNIA berkat pak Gubernur DKI— Arie Dirgantara (@TheArieAir) July 5, 2019
pic.twitter.com/D9MyXlpEQQ
Kalian bilang policy Gabener membuka jalan Thamrin untuk pemotor dari luar Jakarta itu demi keadilan ekonomi kelas bawah?— Arie Dirgantara (@TheArieAir) July 5, 2019
Bagaimana setengah juta warga miskin Jakarta yang ikutan menghirup racun udara yang kau sebar
menurunkan produktivitas mereka, memperparah kemiskinan pic.twitter.com/McB3722JMQ
Kebijakan Anies membuka Jalan Thamrin dan Sudirman untuk sepeda motor apakah berkontribusi pada kemacetan dan polusi udara yang semakin parah?— Arie Dirgantara (@TheArieAir) July 4, 2019
kalian tahu ya emisi gas buang kendaraan apa saja?
NOX, CO, CO2, sulfur oksida, timbal dkk
Begitu deh artikelnya Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini Katanya
sudah kamu baca sampai selesai. Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini KatanyaNah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.
Kamu sekarang membaca artikel Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini Katanya dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2019/07/terungkap-anies-belum-punya-solusi.html
loading...
0 Response to "Terungkap! Anies Belum Punya Solusi Kongkret Atasi Udara Buruk Jakarta. Begini Katanya"
Post a Comment