Judul : Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1)
link : Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1)
Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1)
loading...
Opini : Arka Wong Ndeso
Part 1 : Perkembangan Muslim Prancis dan Latar Belakang Islamophobia
Membaca Pidato Macron yang membela karikatur Nabi Muhammad Saw dan memandang Islam adalah Teroris sebenarnya cukup mengherankan, karena saat Pemilu tahun 2017 lalu yang menjadikannya sebagai Presiden termuda Prancis diusia 39 th, ia menjadi pihak yang membela kepentingan Muslim di Prancis. Ia mengatakan, “selalu ada tempat untuk muslim” ia juga mengatakan memberikan kebebasan terhadap pemakaian hijab. Kampanye ini sukses mengalahkan kompetitornya Marine Le pen yang selalu membawa issue anti Islam dan anti migran. Macron sukses menang 66,06%.
Pidato Macron tentu tidak bisa kita lihat hanya sebatas penghinaan terhadap Islam, tetapi yang juga menarik, ditujukan kepada siapa pidato itu dan apa kepentingannya. Pemimpin negara dengan GDP terbesar ke 6 dunia dan ke 3 di eropa tentu tidak akan membuat pidato tanpa seting kepentingan baik kepentingan didalam negeri maupun geopolitik, apalagi pidatonya sangat sensitif. Apa yang mendasari Macron yang diawal pemilu yang sempat terbuka dengan Islam dalam kampanyenya berubah menjadi anti Islam seperti sekarang ini.
Sebelum kita diskusi tentang apa kepentingan Macron, kita lihat terlebih dahulu bagaimana kondisi Muslim dan Rakyat Prancis baru-baru ini.
Perlu kita tahu bahwa Muslim di Prancis mengalami lonjakan yang besar. Bahkan Muslim di Prancis adalah yang terbesar di Eropa. Warga Muslim di Prancis dibawa oleh imigran dari Afrika seperti Aljazair, Maroko, Mauritania dan lainnya. Saat ini jumlah Muslim di Prancis sebanyak 7 juta jiwa dan sekarang berdiri 1000 masjid diseluruh wilayah Prancis.
Sedangkan kondisi ekonomi Prancis tidak lagi menggembirakan 2 tahun ini, tahun 2019 Pemerintah Prancis membuat kebijakan menaikan Pajak Bahan Bakar untuk meningkatkan pendapatan negara yang membawa demo besar-besaran, aksi itu disebut dengan Gerakan Rompi Kuning.
Gerakan Rompi Kuning tidak berhenti dipersoalan pajak bahan bakar, tapi juga tuntutan kenaikan upah, penurunan pajak, fasilitas pensiun dan persoalan sosial lainnya.
Gerakan ini muncul dari keluarga miskin yang ternyata mendapat dukungan dari mayoritas warga prancis, berdasarkan survey 66% mendukung aksi protes tersebut berlangsung. Gerakan Rompi Kuning bahkan tidak hanya berhenti sebagai aksi demonstrasi tapi juga aksi anargis, pembakaran dan perusakan.
Kondisi Ekonomi Prancis semakin diperburuk setelah 1 April 2020, Prancis mencatat jumlah pengangguran terbanyak sepanjang sejarah yang menyentuh 4,5 juta orang. Terjadi PHK sampai besar-besaran dan gagal mendapatkan pekerjaan baru. Kondisi ini mungkin akan bertambah buruk karena hingga saat ini masih terjadi resesi akibat covid.
Seperti dalam teori klasik, bahwa krisis ekonomi adalah awal dari krisis sosial, dan krisis sosial ini sering menimpa entitas minoritas sebagai target. Kita juga ingat di Indonesia krisis 98 membawa diskriminasi terhadap etnis tionghoa, dan sepertinya sekarang juga ada kesenjangan itu dalam alam kebatinan masyarakat Indonesia, hal itu karena didorong oleh krisis.
Begitu juga dengan Prancis, dalam rilis sebuah lembaga Nasional di Prancis tentang Islamofobia merilis, serangan Islamofobia di Prancis naik 54 persen disepanjang tahun. Ada 154 Kasus Islamofobia dipenjuru Prancis. Dalam survey lain yang dilansir oleh Lembaga Opini Publik Prancis (IFOP) Sebanyak 60 persen wanita Muslim yang memakai jilbab mengatakan, mereka dilecehkan setidaknya sekali, sementara 44% untuk Muslim tidak berjilbab, juga pernah dilecehkan.
Bagi saya alasan bahwa Islamofobia didorong oleh terorisme itu hanyalah dalih, pada dasarnya adalah kondisi ekonomi yang buruk. Terhitung sejak tahun 2018 hingga sekarang sudah lebih dari 250 kasus Islamophobia di Prancis.
Issue Pribumi dan Migran selalu menjadi issue yang diangkat disaat ekonomi kocar-kacir dan tidak terbagi rata, dimana kaum pribumi miskin merasa lebih memiliki hak.
Bersambung part II : Pidato Anti Islam, Kepentingan Politik Dalam Negeri Macron
Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1) Opini : Arka...
Dikirim oleh Arka Atmaja pada Sabtu, 31 Oktober 2020
Begitu deh artikelnya Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1)
sudah kamu baca sampai selesai. Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1)Nah kali ini, moga aja bisa ngasih manfaat untuk kalian semua ya. so, sampai jumpa di postingan artikel berikutnya.
Kamu sekarang membaca artikel Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1) dengan alamat link https://goesviralblog.blogspot.com/2020/11/pidato-macron-dalam-perspektif.html
loading...
0 Response to "Pidato Macron dalam perspektif Kepentingan Politik Dalam Negeri Prancis dan Geo Politik Global. (PART 1)"
Post a Comment